Kembali ke semua artikel

Interpreter vs Compiler: Dua Pendekar di Dunia Ngoding

Interpreter vs Compiler: Dua Pendekar di Dunia Ngoding

Buat lo yang lagi belajar ngoding, pasti pernah denger istilah interpreter dan compiler. Kedua istilah ini sering banget muncul pas kita bahas gimana sih kode yang kita tulis bisa "dimengerti" sama komputer. Nah, biar nggak bingung dan gak cuma asal denger doang, yuk kita kulik bareng perbedaan dua pendekar ini!

🧠 Apa Itu Interpreter?

Interpreter itu kayak penterjemah yang langsung ngomong pas lo ngomong juga. Jadi, dia baca kode program baris demi baris, terus langsung eksekusi saat itu juga. Nggak disimpan dulu, nggak diubah jadi file lain, pokoknya langsung jalan.

Contoh bahasa yang pake interpreter:

  • Python 🐍

  • JavaScript ⚡

  • PHP (yes, si PHP kita tadi)

Kelebihan:

  • Bisa langsung lihat hasil, cocok buat debugging.

  • Gampang dipakai buat belajar karena error-nya langsung ketahuan.

Kekurangan:

  • Lebih lambat karena tiap kali dijalankan, harus dibaca ulang dari awal.


⚙️ Apa Itu Compiler?

Nah, compiler itu beda. Dia kayak tukang translate yang nerjemahin satu buku penuh dulu ke bahasa komputer, baru hasil terjemahannya itu (biasanya file .exe atau sejenisnya) yang dijalankan.

Contoh bahasa yang pake compiler:

  • C / C++

  • Java (walaupun dia hybrid juga ya)

  • Go

Kelebihan:

  • Program jalan lebih cepat karena udah dikompilasi duluan.

  • Nggak bisa diintip source code-nya sembarangan (lebih aman dikit lah ya).

Kekurangan:

  • Harus dikompilasi dulu, jadi agak ribet kalau cuma mau nyoba-nyoba.

  • Error nggak langsung kelihatan pas nulis kode.

Jadi Pilih Mana?

Kalau lo pengen belajar cepat dan lihat hasil langsung, interpreter is your buddy. Tapi kalau lo pengen performa tinggi dan aplikasi besar, compiler bisa jadi pilihan yang lebih mantap.

Intinya, dua-duanya penting dan punya tempat masing-masing di dunia coding. Jangan bingungin, mending pelajarin dua-duanya biar makin jago!